Kau terus bertanya ini itu dengan semangat penuh harap, walapun dia yang kau harapkan dan idam-idamkan itu menjawab sekenanya. Dia seperti menjawab tanpa perasaan, tidak seperti dirimu yang setiap kata yang kau kirimkan penuh makna dan perasaan. Kau mengirim dengan senang hati, tidak seperti dia yang mengirim hanya karena sekedar sedikit menghormati perkawanan.
Hari Berganti hari, bulan ke bulan bahkan tahun berganti tahun. setelah sekian lama...Akhirnya kau tersadar. Kau sadar bahwa kau tidaklah penting baginya sedikitpun. Setiap kata yang kau ucapkan dengan penuh rasa tidaklah dipedulikan olehnya. Makna, cerita dan maksud di dalamnya tidaklah penting untuknya. Senyum dan tawa yang kau bawa untuk dirinya sama sekali tidak berarti. Hatinya tidak tersentuh oleh kata-katamu.
Lalu atas semua itu kau tersadar. Kau tidaklah diinginkan olehnya, kau tidaklah dipedulikan olehnya karena kau bukan prioritasnya. Kau bagaikan biji wijen di atas roti yang bagi kebanyakan orang tidak peduli ada atau tidak. Ya... Seperti itulah kau. Kau tidak berharga untuknya.
Tapi itu tidaklah mengapa kawan. Semua itu hanyalah bagian dari kehidupan. Jika setiap kata-kata balasan darinya yang walaupun tidak berperasaan bisa menyenangkanmu, anggaplah sebagai hal baik. Jadikalnlah itu sebagi pelecut semangat bagimu dalam menghadapi hari-hari sampai kau benar-benar menemukan seseorang yang yang mau membalas perasaanmu walaupun hanya dalam bentuk kata dengan ketulusan hatinya.
0 Komentar
berkomentarlah yang baik